I Hear You
Menjadi pendengar tidak terlalu
buruk. Cukup menyenangkan menjadi
sesorang yang bisa bermanfaat buat orang lain meski sekedar mendengarkan keluh
kesahnya, kalau bisa sih memberikan solusi. Dari mendengarkan aku banyak
belajar. Belajar tentang kehidupan lain yang tidak kujalani, atau mungkin yang
nanti akan kutemui. Juga tentang
perilaku orang lain dalam menghadapi masalah yang mereka temui, juga tentang
perilaku mereka setelah ku dengarkan keluhnya, apakah nanti ketika ia menemukan
kebahagiaannya ia akan menceritakan kebahagiaannya juga padaku? Entahlah yaa.. :D
Sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan seorang yang bersedih bersamaku, lalu bahagia dengan orang lain. Itu haknya untuk memilih dengan siapa ia ingin membagi rasanya. Hanya saja itu akan menjadi sesuatu yang bisa diperhitungkan, dengan siapa aku akan membagi kebahagiaanku.
Aku tidak ingin orang lain
mendengar kesedihanku jika mereka tidak menanyakannya. Tapi aku akan dengan
senang hati bertanya dan mendengarkan kesedihan yang orang lain rasakan,
menepuk pundaknya, menghapus air matanya, memeluknya, mengatakan beberapa
kalimat penenang ataupun beberapa solusi yang barangkali dapat membantu.
Setelah mereka kembali dapat
tersenyum dan keluar dari masalahnya. Ada dua kemungkinan yang terjadi padaku. Apakah
aku ikut tersenyum bersama mereka karena akhirnya mereka kembali bahagia, atau
aku hanya melihat dari kejauhan mereka tersenyum dengan orang lain.
That’s life. Aku tidak ingin
menjadikan seseorang sebagai seorang yang special untukku, karena akan sangat
menyakitkan ketika tahu bahwa seseorang itu memiliki seseorang yang special untuknya
tapi itu bukan aku. Aku hanya akan memberi jika diminta.
Melihat yang lain bahagiapun
aku bisa ikut bahagia, tapi aku tidak akan ikut campur untuk ikut sedih jika
tidak dipersilahkan untuk ikut bersedih. Setidaknya itu sedikit membuatku
merasa tenang karena tidak meiliki harapan yang berlebih kepada apapun dan
siapapun.
Independent its good :D
Siti Sischa Lusiana
